Setelah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, pemerintah menyiapkan PNPM Peduli yang diperuntukkan bagi kalangan rentan yang diistilahkan sebagai “sampah masyarakat”.
“Belum ada negara lain yang mempunyai program ini, Indonesia jadi pertama kali. Program ini akan diluncurkan 17 Februari mendatang,” kata Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Sujana Ruchiyat di Jakarta, pekan lalu.
Sujana pada diskusi tentang data kemiskinan menyebutkan kelompok masyarakat rentan antara lain pengemis, gelandangan, pekerja seks komersial, waria, dan penderita HIV/AIDS. “Ada sekitar tiga juta orang yang terjebak dalam kelompok masyarakat rentan ini,” katanya.
Ia menyatakan banyak donatur yang bersedia membantu program PNPM Peduli itu antara lain dari AS, Australia, dan Uni Eropa. Program PNPM Peduli itu, katanya, merupakan bagian dari program pengentasan kemiskinan.
Sujana menyebutkan bahwa dalam pengentasan kemiskinan, pemerintah menempuh melalui tiga program.
Kelompok program pertama berupa bantuan sosial terpadu berbasis keluarga dengan anggaran pembiayaan sebesar Rp48 triliun dari APBN, kelompok program kedua berupa penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat sebesar Rp12 triliun, dan kelompok program ketiga berupa penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil sebesar Rp2 triliun.
“Kalau pemerintah dianggap neolib, tak mungkin menyediakan anggaran Rp48 triliun berupa subsidi penuh ke masyarakat miskin,” katanya.
Sujana menyampaikan data bahwa penurunan kemiskinan di Indonesia per tahun paling cepat dibandingkan dengan negara lain yakni 0,8 persen sedangkan China 0,15 persen, Brazil 0,11, Filipina 0,01 persen, India bahkan -0,18 dan Meksiko -0,48 persen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar